Ass Wr Wb Pak Wangsajaya
Pak Wangsa, saya mau tanya. Sejak kapan SMA 8 melejit
menjadi SMA yang berprestasi, stimulus apa yang kira2
menjadikan hal tsb dan kenapa sampai saat ini SMA 8
tetap bertahan menjadi SMA yang terbaik di DKI Jakarta.
Minta share ceritanya dong....
saya juga cc ke teman-teman OTM SMANU MH Thamrin.
Terima kasih sebelumnya,
Wassalam,
Chilmar
salam kenal kembali,.... terima kasih atas perkenalannya.
Hallo Chilmar, karena alumnus SMAN 8 (Smandel) saya jadi kepengen share sedikit.
Namun ada 2 hal besar yang sepertinya tidak terlihat dari luar menurut observasi pribadi saya yang ikut mendukung:
Sebagai tambahan, saya kerja di kantor Perencanaan Australian National University (ANU), universitas nomor 1 di Australia yang seleksi masuknya sangat ketat seperti Smandel. Barusan Rektor ANU mengumumkan bahwa selain nilai akademik (ATAR) mulai tahun depan nilai kepribadian calon mahasiswa pun akan diuji. Ini yang pertama di Australia. Jadi EQ yang sudah sering kita dengar di Indonesia akan menjadi faktor seleksi di ANU. Jadi kegiatan sosial, keagamaan, kepemimpinan, pramuka (scout), dlsb. itu akan sangat baik membentuk karakter calon mahasiswa. Semoga di Indonesia bisa diterapkan hal yang sama.
SMAN 8 Jakarta menjadi seperti sekarang ini ? wah ini bicara sejarah panjang. Tahun 1980-an beberapa alumni smandel yang ada di UI ... FIPIA dan Kedokteran berkumpul dan mencoba berbagi untuk membangun sekolah, Pada masa itu SMAN 8 hanyalah sekolah pinggiran dengan gembel dan pemulung di depan bahkan sekitar sekolah. Posisinya memang tidak sebaik sekolah lain di jakarta.
Hasil kumpul-kumpul itu mereka mau membantu sekolah dengan cara mempersiakan materi tambahan dan latihan tambahan. Sekolah memberi ijin untuk mengadakan kegiatan tambahan belajar pada hari minggu, setiap siswa akan mendapat dua mata pelajaran, yaitu matematika - biologi, atau fisika - kimia. Pola yang dipakai adalah model bimbingan belajar. Tetapi alumni yang akhirnya menjaid cikal bakal BTA (Bimbingan Tes Alumni).
Modelnya adalah :
Modelnya adalah :
1. Memberikan soal-soal masuk perguruann tinggi negeri di awal kelas 3
2. Para siswa dipaksa untuk belajar dulu di rumah, karena pembahasan satu judul
atau bab hanta 2 jam, yang terdiri dari 100 menit penjelasan dan latihan dan
sisanya Post Test
atau bab hanta 2 jam, yang terdiri dari 100 menit penjelasan dan latihan dan
sisanya Post Test
3. Hasil post test akan dipampang di depan kelas
4. Ada pembimbing kelas, yaitu kakak kelas di UI yang selalu membantu siswa,
sebagai konselor
sebagai konselor
5. Try out yang berkala melihat kemampuan dan perkembangan siswa
Jadi yang diburu oleh alumni SMAN 8 adalah bagaimana menaklukan UI dan ITB dulu,... baru yang lain.
Dengan hasil yang makin baik, mendorong guru SMAN 8 Jakarta mulai bahu membahu untuk memberikan soal-soal yang lebih dari sekolah lain, lebih tinggi levelnya, lebih banyak soalnya dan lebih menantang. Jangan kaget soal-soal seleksi perguruann tinggi sudah beredar di kelas 1... itu mah biasa.
Kerjakan soal satu buku dalam waktu seminggu.... itu mah lumrah.
Setelah PTN, saya yang pertama kali masuk ke SMA 8 ditugaskan menjadi guru Bimbingan Konseling, mencoba membuka jalur ke luar negeri. Prof Choa dan Prof Leung dari NTU, STAID BPPT dan Mombu.... APU,.. Wesleyan dan SMU, mulai melirik SMAN 8 secara penuh.. bahkan di awal 2002,.. setengah siswa akselerasi ditarik NTU tanpa tes.
Masa panjang dan penuh perjuangan mencari bentuk,..ini adalah pekerjaan besar, guru, alumni dan orang tua..
Alhamdulillah hingga hari ini, 5 pilar, kepala sekolah (kebijakan), guru (pelaku pendidikan), siswa (bagian terpenting pendidikan), Alumni (suporting segala hal) dan Orang tua siswa (kawan untuk berbagi berpikir dan berkeluh kesah) masih dapat saling mengisi ruang-ruang yang seharusnya ...
nanti lagi yaa
wassalam, wangsa jaya
TAMBAHAN dari RUDY PURBA (Rekan seangkatan OFP 3) :
Hallo Chilmar, karena alumnus SMAN 8 (Smandel) saya jadi kepengen share sedikit.
Yang ditulis di blog Chilmar betul. Jadi Bimbingan Tes Alumni (saya pun alumnus di awal) sangat menjadi faktor kuat SMANDEL meningkat mutu akademiknya di tahun 1980an. Ada banyak faktor sebenarnya. Misal eksternal (contoh: alumni UI/ITB balik mengajar ke sekolah, mantan2 kepsek dipromosi ke Diknas PDK Jakarta dan mendukung kemajuan Smandel dari sana) dan internal (seleksi ketat untuk masuk, dana pemerintah, kurikulum, komputerisasi, extra kurikuler, kompetisi akademik secara internal: saya dan beberapa teman kita OFP 3 dari Smandel (mis. Ahmad Riza, Sri Aditia) pernah diikutkan kompetisi matematika/kimia internal SMA di 1985an).
Namun ada 2 hal besar yang sepertinya tidak terlihat dari luar menurut observasi pribadi saya yang ikut mendukung:
1. Karena lokasi sekolah yang "dipojok" di Bukit Duri jadinya anak sekolah konsentrasi
penuh untuk belajar, hampir tidak pernah Smandel berantem dengan sekolah lain dan
2. Karena memang lokasinya di sekitar daerah kumuh itu, daerah langganan banjir,
menjadikan ada semacam sifat yang timbul bahwa tidak perlulah kita sombong dan
kalau bisa kita harus menolong orang. Nah hal-hal seperti ini yang akan sangat baik
membentuk seseorang secara holistik, jadi jangan akademik saja tapi juga
karakter/kepribadiannya.
Sebagai tambahan, saya kerja di kantor Perencanaan Australian National University (ANU), universitas nomor 1 di Australia yang seleksi masuknya sangat ketat seperti Smandel. Barusan Rektor ANU mengumumkan bahwa selain nilai akademik (ATAR) mulai tahun depan nilai kepribadian calon mahasiswa pun akan diuji. Ini yang pertama di Australia. Jadi EQ yang sudah sering kita dengar di Indonesia akan menjadi faktor seleksi di ANU. Jadi kegiatan sosial, keagamaan, kepemimpinan, pramuka (scout), dlsb. itu akan sangat baik membentuk karakter calon mahasiswa. Semoga di Indonesia bisa diterapkan hal yang sama.